10 Teknik Pengambilan Sampel dan Penjelasannya Lengkap (SAMPLING)

Metodologi statistika adalah pendekatan atau prosedur yang digunakan untuk merancang, mengumpulkan data, menganalisis, dan menginterpretasi informasi numerik atau data. Ini melibatkan penggunaan konsep statistika dan teknik analisis untuk mengambil kesimpulan atau membuat keputusan berdasarkan data yang ada salah satunya adalah Pengumpulan data dan teknik pengambilan sampel.

Sampel merupakan bagian populasi penelitian yang digunakan untuk memperkirakan hasil dari suatu penelitian. Sedangkan teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan sampel.

Pengertian sampling atau metode pengambilan sampel menurut penafsiran beberapa ahli . Beberapa diantarnya adalah sebagai berikut;

  • Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56).
  • Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. (Margono, 2004)

TUJUAN DAN TAHAPAN PENGAMBILAN SAMPEL


teknik pengambilan sampel
thehoopsnews.com

Sampling mempunyai beberapa tahapan serta tujuan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

Tujuan Pengambilan Sampel;

  • Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak memungkinkan dilakukan pengambilan data pada seluruh populasi.
  • Keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.
  • Adanya asumsi bahwa seluruh populasi seragam sehingga bisa diwakili oleh sampel.

Tahapan Pengambilan Sample diantaranya;

  • Mendefinisikan populasi yang akan diamati
  • Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin
  • Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
  • Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
  • Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling

 


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL LENGKAP 


teknik sampling
salamadian.com

Cara Pengambilan Sampel bermacam-macam tergantung jenis penelitian yang akan dilakukan. Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari 2 kelas besar yaitu

  • Probability Sampling (Random Sample)
  • Non- Probability Sampling (Non-Random Sample).

Kedua jenis tersebut terdiri dari pengambilan secara acak dan pengambilan sampel tidak acak. Kedua jenis ini juga memiliki sub – sub lain yang diantaranya adalah purposive sampling, snowball samping, cluster sampling dll.

 


PROBABILITY SAMPLING


thoughtco.com

Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau acak. Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi diasumsikan memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, antara lain:

1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling. teknik penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya menggunakan nomor undian.

Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana. Pendapat pertama menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan lagi sehingga setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian pada pengambilan sampel menggunakan metode ini. Namun, metode yang paling sering digunakan adalah Simple Random Sampling dengan pengembalian.

Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui standard error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar dapat merepresentasikan populasi yang dimaksud.

Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:
Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama.

Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap sama dengan responden pertama. Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian.

 

2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis  (Systematic Random Sampling) 

Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok.

Contoh Sampel Acak Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan seterusnya maka itulah yang dijadikan sampel penelitian.

 

3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)

Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-masing kelompok tersebut.

 

4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)

Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan  metode Cluster Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu instansi.

Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang poli di RS A dan lain sebagainya.

5. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)

Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga atau lebih.

Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW – RT

 


NON- PROBABILITY SAMPLING / NON RANDOM SAMPLE


netreset.in

1. Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan. Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon responden mengalami penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil penelitian.

Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang dipakai antara lain:

  1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
  2. Usia 18-59 tahun
  3. Bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi:

  1. Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
  2. Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.

2. Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.

Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi, misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok khusus lainnya.

 

3. Accidental Sampling

Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.

Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.

Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali menemukan kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan pencarian sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.

Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada warga Bandung yang dia temui saat itu.

4. Quota Sampling

Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias penelitian cukup tinggi jika menggunakan metode ini.

Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada penelitian yang memiliki jumlah sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada pasien lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan , inilah yang disebut sebagai Total Quota Sampling.

5. Teknik Sampel Jenuh

Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30 orang.

 


Metodologi statistika dan teknik pengambilan sampel memainkan peran penting dalam mengumpulkan dan menganalisis data untuk menghasilkan informasi yang bermakna. Penggunaan berbagai metode sampling, baik itu dari Probability Sampling hingga Non-Probability Sampling, memberikan keragaman pendekatan untuk mendapatkan representasi yang akurat dari populasi yang diteliti.

Pengumpulan data merupakan tahapan awal yang krusial dalam metodologi statistika, dan teknik pengambilan sampel yang tepat dapat mengatasi keterbatasan seperti keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya. Sebagai contoh, metode acak seperti Simple Random Sampling memberikan kesempatan yang setara bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel, sementara metode lain seperti Purposive Sampling memberikan kemampuan bagi peneliti untuk memilih sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Dalam menjalankan sebuah penelitian, pemilihan teknik pengambilan sampel haruslah disesuaikan dengan tujuan penelitian, sifat populasi yang diteliti, dan ketersediaan sumber daya. Dengan pemahaman yang mendalam tentang berbagai teknik sampling, peneliti dapat mengoptimalkan pengumpulan data yang representatif dan relevan untuk analisis statistik yang lebih akurat dan berarti.

Demikian sekilas artikel tentang pengertian, metode teknik pengambilan sampel atau teknik sampling jenis snowball sampling, purposive sampling, cluster, sampel jenuh dan Cara Pengambilan Sampel dalam penelitian kualitatif dan penelitian lainnya.  

Semoga ini artikel menjadi pengetahuan tambahan untuk rekan sekalian dalam bab metode penelitian. #Terima Kasih dan – WASSALAM

10 comments

  1. yayu Reply

    Alhamdulillah sangat membantu… semoga ilmu menjadikan amal kebaikan dunia akherat. Amin

  2. sunarto(ito) Reply

    saya akan meneliti siswi remaja didua sekolah. dari 36 sekolah. dua yang meawakili populasi terbanyak dan dua sekolah dengan populasi sedikit. kedua sekolah tersebut mempunyai karakteristik sama. populasi siswi yang banyakk pada daerah perkotaan. saya mengambil satu sekolah saja. demikian dengan yang dua sekolah dengan populasi sedikit punya karakteristik yang sama yaitu daerah pedesaan atau semiperkotaan. teknik pengambilan sampel ini disebut apa bang

  3. Pingback: Jenis Jenis Pengambilan Sampel – Coretan Mahasiswa | Semoga Bermanfaat Buat Kalian Semua Jangan Lupa Follow Sosial Media Kami

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *