Pengertian E-Commerce – Era digital telah mengubah banyak hal, mulai dari aspek komunikasi, ekonomi sampai aktivitas jual beli. Perdangan di jaman sekarang tidak berpusat pada pasar, swalayan, plaza, mall ataupun tempat-tempat perbelanjaan lainnya.
Orang mulai nyaman menggunakan e-commerce (perdagangan elektronik) karena kemudahannya. Dengan belanja online, manusia tidak lagi harus pergi ke pusat perbelanjaan. Sekarang tinggal klik..klik..klik segala transaksi selesai dan barang sampai didepan pintu rumah.
Di Indonesia, perdagangan elektronik meningkat beberapa tahun belakangan. Terlebih setelah munculnya beberapa marketplace seperti tokopedia, bukalapak disusul kemudian dengan lazada, shoope jd-id dan lain sebagainya.
Daftar Isi Artikel
Pengertian E-Commerce
Pengertian E Commerce atau electronic commerce adalah aktivitas jual beli dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan internet. Baik penjual maupun pembeli, keduanya harus terhubung dengan internet untuk melakukan transaksi.
Dalam perdagangan elektornik, website akan berperan sebagai toko atau etalase untuk memamerkan barang-barang yang dijual. Seluruh transaksi seperti memilih barang, komunikasi antara penjual dan pembeli, hingga proses pembayaran semuanya dilakukan secara online.
Pengertian E-Commerce menurut Para Ahli
1. Menurut Laudon dan Laudon (1998)
E-commerce adalah proses menjual dan membeli suatu produk secara elektronik oleh konsumen, dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya melalui transaksi bisnis yang terkomputerisasi.
2. Menurut Kalakota dan Whinston (1997)
Definisi e-commerce dapat ditinjau dari empat perspektif yang berbeda:
- Dari Perspektif Komunikasi -> E-commerce adalah penyediaan produk (barang, jasa, informasi) dan pembayaran melalui jaringan komputer atau peralatan elektronik yang lain.
- Perspektif pelayanan -> E-commerce diartikan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan konsumen yang sangat menguntungkan. Hal ini karena dapat meminimalkan biaya sekaligus meningkatkan kualitas dan kecepatan pelayanan terhadap konsumen.
- Perspektif proses bisnis -> E-commerce merupakan aplikasi dari kemajuan teknologi yang bertujuan memudahkan transaksi bisnis sekaligus langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan.
- Perspektif online -> E-commerce memungkinkan terjadinya proses jual/beli produk (barang, jasa, informasi) melalui internet dan layanan online yang lain.
Metode Pembayaran E-Commerce
Khusus untuk masalah pembayaran, setidaknya ada tiga metode yang sering digunakan dalam e-commerce:
1. Cash on delivery (COD)
Transaksi COD adalah jenis transaksi paling aman, karena pembeli dan penjual akan bertemu langsung untuk melakukan transaksi. Istilahnya ada uang ada barang. Beberapa jasa pengiriman melayani transaksi metode COD yang mampu meminimalisir penipuan online.
2. Pembayaran Lewat Transfer
Pembeli mentransfer sejumlah uang pada pihak penjual, baik melalui mesin atm ataupun perangkat mobile perbankan. Setelah pembayaran dilakukan pesanan akan diproses baik secara otomatis ataupun manual.
3. Pembayaran Elektronik
Pembayaran elektronik adalah pembayaran dengan menggunakan pembayaran non-tunai. Misalnya dengan menggunakan Gopay, internet banking, m-banking, Ovo, dana, linkaja dll.
Manfaat E-Commerce
Bicara tentang manfaat dalam hal bisnis atau perdagangan, maka e-commerce memiliki keuntungan tersendiri, baik bagi pihak penjual maupun pembeli.
1. Manfaat E Commerce Bagi Penjual
1. Wilayah Pemasaran Luas
Tidak ada batasan ruang atau wilayah ketika masuk dalam dunia maya, hal inilah yang dimanfaatkan oleh para pelaku usaha. Penjual bisa leluasa menjajakan produknya dengan jangkauan pasar yang luas, bahkan bisa menjual barang hingga ke luar negeri.
2. “Toko” Buka 24 Jam
Website yang bertindak sebagai toko/etalase akan selalu buka dan dapat dilihat oleh calon konsumen selama 24 jam. Hal ini berbeda dari toko konvensional yang bisa tutup di jam-jam tertentu. Akan tetapi, jam operasionalnya tetap bergantung pada kebijakan penjual.
3. Target Pasar Tak Terbatas
Karena akses yang sangat mudah, maka produk yang dijual secara online bisa dilihat oleh siapa saja. Hal ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan calon pembeli dari berbagai kalangan.
4. Mengurangi Biaya Operasional
Bisnis online tetap membutuhkan modal, tetapi biaya akan lebih rendah dibandingkan membuka toko konvensional yang sangat menguras kantong terutama di biaya sewa tampat dan gaji karyawan.
5. Efisiensi Promosi
Promosi di media online lebih menguntungkan karena bisa menargetkan orang secara spesifik. Apalagi jika kita menggunakan fitur periklanan semacam google ads atau fb ads. Kita bisa menargetkan audiens hanya untuk wilayah tertentu, hobi, interest, gender atau umur tertentu.
6. Penyampaian Informasi Lebih Cepat
Penjual terkadang perlu memberikan informasi terkini mengenai produk yang dijual, baik itu soal perubahan harga, komponen barang, maupun ketersediaannya. Dalam dunia e-commerce, informasi seperti ini bisa disampaikan secara cepat kepada konsumen.
2. Manfaat e-Commerce Bagi Pembeli
1. Kemudahan Dalam Berbelanja
Anda bisa berbelanja kapan pun dan di mana pun. Anda bahkan bisa berbelanja sambil bersantai tanpa keluar rumah. Cukup dengan komputer atau alat komunikasi yang dilengkapi jaringan internet, maka pembelian barang bisa dilakukan dengan mudah.
2. Banyak Pilihan Produk
Ketika berbelanja secara online, produk yang ditawarkan akan lebih banyak dan beragam, bahkan bukan tidak mungkin Anda akan menemukan barang-barang yang sudah langka di pasaran.
3. Leluasa Menentukan Pilihan
Di tempat belanja konvensional, pembeli kadang merasa canggung ketika terlalu lama memilih-milih barang dan ditunggui oleh si penjaga toko. Bahkan, Anda bisa saja merasa malu ketika tidak jadi membeli gara-gara tak menemukan barang yang cocok.
4. Dapat Membandingkan Harga Dengan Cepat
Di dunia maya, Anda bisa langsung menemukan banyak “toko” dari berbagai penjual, apalagi ketika masuk ke marketplace yang layaknya mal online. Keuntungannya adalah Anda bisa membandingkan harga dari berbagai toko berbeda dalam waktu singkat.
5. Harga Bisa Lebih Murah
Karena ada pemangkasan biaya operasional, penjual biasanya memasang harga yang lebih murah ketimbang barang yang dijual secara konvensional. Hal inipun pastinya menguntungkan para pembeli karena bisa menghemat biaya.
Sejarah E-Commerce
Sejarah e-commerce berawal di akhir tahun 1970-an. Pada zaman itu, orang-orang menggunakan teknologi yang memungkinkan sebuah perusahaan/organisasi untuk mengirimkan dokumentasi komersial secara elektronik.
Transaksi komersial tersebut menggunakan teknologi Electronic Data Interchange (EDI) dan Transfer Dana Elektronik (EFT), sehingga penggunanya bisa bertukar informasi bisnis maupun melakukan transaksi elektronik.
E-commerce yang merujuk pada jual/beli online secara modern baru terwujud sekitar tahun 1991, tepatnya ketika jaringan internet sudah tersedia secara komersial. Seiring dengan berjalannya waktu, muncul sejumlah perusahaan yang memelopori aktivitas jual/beli online.
Contoh perusahaannya adalah Ebay yang lahir di tahun 1995 dan Amazon yang mulai berdiri sejak sekitar tahun 1994. Setelah itu mulai banyak perusahaan yang berkecimpung di dunia bisnis online, bahkan di Indonesia sendiri jumlahnya mungkin sudah mencapai ribuan.
Jenis Jenis E-Commerce
E-commerce terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pelaku usaha, sarana, dan juga orientasi keuntungannya.
1. Business to Business (B2B)
Transaksi atau perdagangan ini dilakukan antar perusahaan yang sama-sama memiliki kepentingan bisnis. Suatu perusahaan bisa bertindak sebagai penjual atau pembeli, contohnya adalah transaksi antara produsen dan supplier.
2. Business to Consumer (B2C)
Transaksinya dilakukan antara perusahaan dengan konsumen, biasanya produk yang ditawarkan sudah dalam bentuk eceran. Konsumennya sendiri bisa berupa perusahaan (tanpa kepentingan bisnis) maupun individu.
3. Business to Business to Consumer (B2B2C)
Pada tipe ini, alur transaksi biasanya melibatkan 2 perusahaan dan 1 konsumen. Contohnya adalah produsen yang menjual barang kepada retailer, lalu barang tersebut ditawarkan kembali kepada konsumen.
4. Consumer to Business (C2B)
Model e-commerce ini terjadi ketika individu menyediakan atau menjual sebuah produk kepada perusahaan. Misalnya menjual desain website, pembuatan logo dll.
5. Consumer to Consumer (C2C)
Transaksinya dilakukan antara konsumen atau end-user. Konsumen yang memiliki suatu produk kemudian menjualnya ke end-user lainnya. Contoh dari aktivitas C2C misalnya orang yang berjualan di tokopedia, bukalapak dll.
6. Business to Employees (B2E)
Model B2E ini terjadi ketika sebuah perusahaan menyediakan suatu produk untuk para pekerja/pegawainya sendiri.
7. Intra Business e-commerce
Aktivitas bisnis yang memungkinkan terjadinya transaksi antar unit atau individu yang masih berada dalam satu perusahaan.
8. Mobile Commerce (M-commerce)
Pada e-commerce jenis ini, seluruh transaksi atau aktivitas bisnis dilakukan lewat media jaringan tanpa kabel.
9. Non-business e-commerce
E-commerce tipe ini dilakukan tanpa orientasi bisnis atau tidak mencari keuntungan, misalnya transaksi yang melibatkan institusi akademis, organisasi sosial dan keagamaan.
Contoh E-Commerce
Perkembangan e-commerce di Indonesia sudah sangat pesat, terutama setelah menginjak tahun 2000-an. Di bawah ini adalah beberapa contoh bentuk e-commerce yang masih eksis digunakan oleh banyak orang.
1. Iklan Baris
Iklan baris adalah contoh e-commerce sederhana yang sering jadi pilihan para pelaku usaha. Lewat iklan baris, seseorang atau perusahaan bisa mempromosikan barang atau jasa yang hendak dijual kepada konsumen.
Iklan baris hanya berperan sebagai media promosi tanpa menyediakan fasilitas transaksi. Jadi, pembeli harus menghubungi si penjual secara langsung untuk melakukan transaksi. Penyedia website iklan baris juga tidak bertanggung jawab terhadap transaksi yang terjadi.
Contoh website iklan baris yang sampai saat ini masih sering dipakai adalah OLX dan forum jual beli di Kaskus. Website seperti ini tidak mendapat keuntungan dari transaksi jual/beli, tapi biasanya memperoleh uang dari layanan iklan.
2. Retail atau Toko Online
Contoh e-commerce yang juga banyak ditemukan adalah toko online, baik berupa website maupun lewat media sosial. Proses transaksi e-commerce yang berbasis media sosial hampir sama seperti iklan baris, yaitu pembeli harus menghubungi si penjual secara langsung.
E-commerce berbasis medsos lebih sering dilakukan oleh perorangan atau individu, sedangkan perusahaan yang lebih besar biasanya memiliki website sendiri untuk menjual produk-produknya.
Bentuk e-commerce ini memiliki fasilitas transaksi untuk memudahkan proses pembayaran. Target pasar yang dituju oleh perusahaan seperti ini biasanya adalah end-user atau pengguna akhir, tapi tidak menutup kemungkinan adanya penjualan secara grosir untuk supplier.
3. Marketplace
Sesuai dengan namanya, bentuk e-commerce yang satu ini lebih mirip mal atau pusat perbelanjaan online. Dibandingkan dengan dua bentuk e-commerce sebelumnya, marketplace menawarkan produk yang jauh lebih beragam.
Hal ini dikarenakan ada banyak penjual yang berkumpul dalam marketplace tersebut. Penjualnya pun tidak terbatas pada perusahaan-perusahaan besar atau brand ternama, tapi juga bisa individual.
Di sisi lain, pihak penyedia marketplace akan memberikan sejumlah fasilitas untuk penjual dan pembeli, mulai dari metode pembayaran yang aman (rekening pihak ketiga) hingga adanya promo tertentu.
Penyedia marketplace biasanya mendapatkan keuntungan dari iklan atau komisi yang sudah disepakati bersama. Contoh marketplace yang sampai saat ini banyak digunakan adalah Alibaba, Aliexpress, Tokopedia, Bukalapak, Shopee dan masih banyak lagi.
Demikian pembahasan mengenai e commerce atau perdagangan elektronik, mulai dari apa itu definisi e commerce, manfaat, sejarah singkat dan contoh e-commerce, Semoga bermanfaat. #WASSALAM