Teori Motivasi – Banyak pemimpin dalam sebuah perusahaan sering kali berpikir bahwa fokus pada penyelesaian pekerjaan merupakan hal yang paling penting. Banyak orang berpikir bahwa “task culture” atau tim yang berbasis penyelesaian masalah bisa membawa kesuksesan lebih cepat.
Akan tetapi perlu Anda ketahui bahwa sebuah budaya tersebut ternyata dapat menyebabkan performa tim yang rendah.
Oleh karena itu, para pemimpin harus tahu terlebih dahulu bagaimana membangun hubungan yang baik dengan timnya. Salah satu caranya adalah dengan mempelajari teori untuk membangun motivasi kerja dari para karyawan.
Daftar Isi Artikel
Teori Motivasi
Pengertian Motivasi adalah sebuah dorongan, hasrat atau pun minat yang begitu besar di dalam diri, untuk mencapai suatu keinginan, cita-citra dan tujuan tertentu. Dalam bidang manajemen sumber daya manusia motivasi dapat dibentuk berdasarkan beberapa teori.
Berikut ini adalah penjelesan dari beberapa teori motivasi para ahli seperti Abraham Maslow, Herzberg, Alderfer, Erg atau Alderfer, Tonny Robbins dan lain-lain.
1. Teori Motivasi Maslow
Teori motivasi Abraham Maslow adalah Hierarki kebutuhan manusia yang mendasari manusia termotivasi melakukan sesuatu. Teori ini terdiri dari 5 tingkat piramida dimana urutan terbawah menjadi urutan pertama yang harus terselesaikan.
Setiap manusia pasti ada di salah satu tahap dalam piramida ini, ia akan menjadikan itu motivasi dalam kehidupannya untuk mencapai tahap demi tahap hirarki tersebut. Nah, sekarang kita lihat dimanakah posisi anda sekarang ini, level 1,2,3,4 atau 5?
1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan manusia yang paling dasar adalah kebutuhan untuk mendapatkan makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian dan sebagainya.
Orang yang kebutuhannya masih di level 1 tidak peduli dengan penghormatan, uang tabungan dan sebagainya, yang mereka butuhkan hanya makanan, tempat tinggal agar kebutuhan utama mereka sehari-hari dapat terpenuhi.
2. Kebutuhan Keamanan (Safety Needs)
Ketika kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi seseorang akan beranjak pada level 2 yakni kebutuhan keamanan. Disini kita mempunyai motivasi untuk mendapatkan rumah yang lebih baik, tabungan masa depan, kesehatan yang terjamin dsb.
3. Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, ia membutuhkan kasih sayang dari kerabat dan orang-orang yang dicintainya. Ditahapan ini manusia berusaha untuk menemukan orang-orang yang bisa dipercaya dan dekat dengannya dalam berbagai macam keadaan.
4. Kebutuhan untuk Dihargai (Esteem Needs)
Pada level ini manusia membutuhkan rasa hormat, status, pengakuan atas apa yang dimiliki dan juga kebebasan. Manusia ingin diakui oleh orang lain entah itu dalam hal harta, ilmu ataupun lainnya. Di level inilah gengsi manusia muncul.
5. Aktualisasi Diri (Self-Actualization)
Tingkat aktualisasi diri ini merupakan tingkat dimana seseorang harus menjadi orang yang bisa diandalkan. Pada tingkatan ini manusia cenderung ingin menjadi pemimpin suatu golongan agar mempunyai power atau kekuatan melakukan perubahan dengan segala yang dimilikinya.
Dalam teori Maslow, ketika Anda ingin membuat sebuah tim bisnis yang elite, maka fokuslah pada elemen-elemen yang disebutkan di atas.
Dengan fokus pada pencukupan kebutuhan akan elemen-elemen ini, maka setiap orang dalam tim Anda akan termotivasi menjadi seseorang yang terbaik yang mereka bisa sehingga goal dan pencapaian menjadi lebih mudah diraih.
2. Teori Motivasi Herzberg
Dalam teori motivasi Herzberg disebutkan ada 2 faktor yang bisa digunakan untuk menjaga motivasi dari seseorang dalam sebuah tim. Two-factor Theory Herzberb terdiri dari :
1. Faktor Motivator (Motivator Factors)
Faktor pertama yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam teori Herzberg adalah motivator. Ketika seseorang bekerja, maka orang tersebut akan membutuhkan dorongan agar mereka bisa terus termotivasi dan bekerja dengan lebih keras.
Beberapa faktor dari yang memotivasi seseorang diantaranya adalah pencapaian, pengakuan, pekerjaan, tanggung jawab, percepatan, promosi, pertumbuhan ilmu atau pengembangan diri dll.
2. Faktor Hygiene (Hygiene Factors)
Faktor Hygiene adalah faktor yang membuat karyawan puas namun tidak menimbulkan efek motivasi. Akan tetapi jika faktor hygiene ini tidak terpenuhi, maka hal ini dapat membuat tim kecewa dan menurunkan motivasi.
Contoh dari faktor hygiene diantaranya adalah kenyamanan ruangan kerja, peraturan perusahaan, supervisi, hubungan harmonis antar karyawan, kondisi pekerjaan, remunerasi, gaji, dan keamanan.
Kedua hal tersebut harus berjalan beriringan agar tim menjadi solid dan termotivasi. Contoh dari faktor hygiene misalnya dengan membuat ruangan kerja ber-Ac, kursi kerja nyaman dsb.
Sedangkan contoh Motivator Factors diantaranya adalah Pengakuan atau pujian atas suatu pencapaian, reward, kenaikan jabatan, pelatihan-pelatihan agar karyawan merasakan pengembangan dalam diri masing-masing dsb.
3. Teori Motivasi McClelland
Teori Motivasi McClelland memiliki 3 poin kunci. Menurut McClelland seseorang bisa mencapai motivasi dengan 3 hal yaitu motivasi untuk mendapatkan pencapaian (achievment), koneksi (affiliation) dan kekuasaan (power).
Tiga motivasi ini tidak bisa diturunkan, akan tetapi dibangun. Lalu bagaimana cara membangunnya? Cara membangun motivasi ini sudah pasti dilakukan dengan budaya dan juga pengalaman hidup.
Seorang yang memiliki motivasi dari pencapaian akan menyukai tantangan dan penyelesaian masalah. Mereka yang membangun motivasi dengan cara membuat goal berupa pencapaian ini memiliki rasa yang kuat agar mereka mampu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Sedangkan orang yang biasanya termotivasi karena ingin membangun hubungan, maka mereka biasanya tidak suka terlihat menonjol atau mengambil risiko. Karena mereka lebih menghargai hubungan di atas segalanya.
Untuk orang-orang yang membangun motivasi untuk mendapatkan kekuatan, mereka akan lebih suka mengontrol orang lain dan menjadi seseorang yang bertanggung jawab.
Setiap orang memiliki cara agar termotivasi sendiri, untuk Anda para pemimpin sangat penting bagi Anda untuk mengetahui tipe seperti apa orang-orang dalam tim Anda sehingga bisa membangun tim tersebut lebih efektif dan lebih produktif.
4. Teori Motivasi Alderfer (ERG)
Teori motivasi ERG adalah teori motivasi yang diungkapkan oleh Clayton Paul Alderfer. Teori ini bisa disebut sebagai penyederhanaan dari teori motivasi dari Maslow.
Hal ini disebabkan karena teori ini memiliki beberapa poin yang mirip dengan teori motivasi dari Maslow. Perbedaan antara teori ERG dengan teori Maslow ini ada pada beberapa aspek yang penting.
Dalam teori ERG Alderfer juga digunakan piramida. Piramida ini memiliki 5 tingkat yaitu :
- Tingkat 1 (dari paling bawah) : tingkat psikologis
- Tingkat 2 (dari paling bawah) : tingkat keamanan
- Tingkat 3 (dari paling bawah) : tingkat sosial
- Tingkat 4 (dari paling bawah) : tingkat kepercayaan diri
- Tingkat 5 (dari paling bawah) : tingkat aktualisasi diri
Tingkatan-tingkatan tersebut kemudian disederhanakan menjadi 3 konsep yaitu konsep Existence (E) yang meliputi, tingkat psikologis dan keamanan. Tingkat Relatedness (R) meliputi tingkat sosial dan sebagian dari tingkat kepercayaan diri. Dan terakhir konsep Growth (G) meliputi sebagian dari tingkat kepercayaan diri dan aktualisasi diri.
Dalam teori ERG ini dikenalkan juga mengenai sebuah prinsip yang disebut dengan prinsip regresi frustasi. Prinsip ini menyatakan bahwa ketika kebutuhan lebih tinggi dari seseorang tidak terpenuhi, maka seseorang mungkin akan berbalik dan mencari kebutuhan yang lebih rendah.
Contohnya jika dalam tim Anda ada seorang yang ambisius dan mereka tidak mendapatkan kesempatan pertumbuhan dalam karier mereka makan motivasi mereka akan menurun dan akan menyebabkan mereka merasa frustasi.
Jika terjadi hal tersebut, maka orang tersebut akan melakukan sosialisasi yang lebih banyak dengan tim Anda yang lain sehingga kinerja tim Anda menjadi tidak efektif.
Hal ini bisa terjadi karena ketika seseorang gagal memenuhi kebutuhannya dalam hal Relatedness (R), maka mereka akan mencari cara lain untuk mencari Existence (E).
5. Teori Motivasi Edwin Locke
Teori motivasi ini dirilis Edwin Locke pada tahun 1968. Teori ini merupakan teori yang berupa blueprint untuk motivasi di tempat kerja yang modern.
Dalam teori ini disebutkan bahwa untuk meningkatkan motivasi, maka dibutuhkan hubungan langsung antara goal, produktivitas dan juga engagement dari para anggota tim Anda.
Dalam teori dari Edwin Locke disebutkan ada 5 prinsip yang bisa digunakan untuk mencapai kesuksesan. 5 prinsip ini antara lain adalah :
- Clarity atau kejelasan
- Challenge atau tantangan
- Commitment atau komitmen
- Feedback atau timbal balik
- Task complexity atau kompleksitas pekerjaan
6. Teori Motivasi Tonny Robbins
Teori motivasi ini merupakan teori yang cukup muda. Hal ini disebabkan karena teori ini muncul di abad 21 ini. Dalam teori yang dikemukakan oleh Tonny Robbins ini disebutkan bahwa ada 6 kebutuhan yang harus dipenuhi agar anggota tim Anda mudah termotivasi. 6 kebutuhan tersebut adalah :
1. Kejelasan dan Rasa Nyaman
Setiap orang akan membutuhkan rasa aman. Oleh karena itu, rasa aman menjadi salah satu hal sangat penting dalam hal motivasi. Sebagian besar orang yang berakhir dengan kemiskinan atau memiliki kehidupan yang sulit memiliki kepercayaan bahwa kebutuhan mereka tidak akan pernah tercukupi dan hal ini pada akhirnya menjadi kenyataan.
2. Rasa Tidak Jelas dan Banyaknya Kemungkinan
Semua orang membutuhkan tantangan dan kemungkinan-kemungkinan di dalam hirup yang pada akhirnya akan membuat kita lebih terus terhubung dan terus penasaran. Hidup tanpa tantangan dan juga variasi akan menyebabkan hidup tersebut menjadi membosankan.
3. Makna
Setiap orang memiliki keinginan untuk menjadi orang yang bermakna. Hal ini diwujudkan dengan rasa ingin menjadi orang yang penting dan unik.
4. Cinta dan Koneksi
Kita sebuah membutuhkan rasa dicintai dan dihargai oleh keluarga dan juga rekan
5. Pertumbuhan
Semua orang harus bertumbuh dan lebih baik setiap harinya.
6. Kontribusi
Setiap orang harus memiliki peran tersendiri agar bisa menjadi orang yang lebih berguna bagi lingkungan, komunitas dan juga sosial secara umum.
Tonny beranggapan, jika 6 kebutuhan yang disebutkan di atas dapat dipenuhi, hal ini dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih termotivasi untuk melanjutkan hidupnya secara penuh semangat.
7. Teori Motivasi Taylor
Teori dari motivasi dari Taylor cukup simple. Taylor berpendapat bahwa seorang pekerja akan termotivasi dengan 1 hal yaitu uang. Teori motivasi ini dari Taylor ini beranggapan bahwa :
- Pekerja tidak pernah menikmati pekerjaannya. Oleh karena itu, mereka harus selalu dimonitor dan dikontrol dengan ketat. Dalam hal ini Taylor percaya bahwa para pekerja memiliki sifat natural untuk menganggap pekerjaan enteng dan suka bermalas-malasan ketika mereka punya kesempatan.
- Setiap manajer harus membagi pekerjaan ke dalam bagian-bagian yang mudah untuk di manajer sehingga memudahkan pekerja dan memudahkan kontrol
- Training harus diberikan sehingga para pekerja dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang standar
- Pekerja harus dibayar berdasarkan seberapa banyak penyelesaian pekerjaan mereka
- Kondisi ini merupakan sebuah solusi imbang dimana pekerja akan mendapatkan insentif ketika bekerja keras untuk mendapatkan hasil lebih dan produksi menjadi lebih efisien.
8. Teori Sigmund Freud
Sigmund Freud merupakan seorang dokter medis psychoanalysis. Teori ini disebut juga dengan Freudian theory. Dalam teori ini motivasi dan juga keinginan seseorang merupakan salah satu kekuatan psikologis yang dapat membentuk perilaku dari seseorang.
Teori motivasi ini merupakan teori yang banyak digunakan terutama dalam bidang penjualan dan strategi pemasaran. Dalam bidang tersebut, teori ini digunakan untuk membantu memahami apa yang diinginkan oleh konsumen dan juga motivasi yang dimiliki oleh konsumen dalam hal melakukan pembelian.
9. Teori Motivasi Douglas McGregor
Teori motivasi Douglas McGregor digunakan untuk membagikan pandangan mengenai sifat alami manusia yang dibagi menjadi 2 set asumsi. Karenanya, teori ini populer dengan teori X dan teori Y.
Teori X adalah teori yang berhubungan dengan asumsi pengelolaan tradisional sedangkan teori Y berhubungan dengan teori pengelolaan yang dibuat berdasarkan penelitian terhadap ilmu perilaku yang lebih umum digunakan dalam pengelolaan manusia di era modern di dunia kerja.
Dalam hal ini, teori X lebih banyak memiliki asumsi negatif dimana :
- Para pekerja memiliki kecenderungan untuk tidak menyukai pekerjaan mereka dan berusaha untuk menghindari pekerjaan dan tanggung jawab.
- Pekerja harus di kontrol, dan diancam dengan hukuman
- Sebagian besar pekerja akan mencari kenyamanan di atas segalanya dan akan menunjukkan ambisi yang kecil.
- Manajer yang percaya dan menerima asumsi dari teori X ini cenderung untuk membuat struktur, mengontrol dan melakukan supervisi secara ketat pada pegawai mereka. Manajer yang menggunakan teori ini akan berpikir bahwa kontrol eksternal merupakan satu-satunya cara untuk menghadapi orang-orang yang tidak dapat dipercaya, tidak bertanggung jawab dan orang-orang yang tidak dewasa dalam ranah pekerjaan.
Berbeda dengan teori X, teori Y merupakan teori yang dinilai lebih positif. Berapa asumsi dalam teori Y ini antara lain adalah :
- Pegawai dapat bekerja secara natural dan juga beristirahat dan bermain
- Sebagian besar orang bisa belajar untuk menerima bahkan mencari tanggung jawab
- Kemampuan untuk membuat keputusan yang inovatif merupakan hal yang umum
Manajer yang menerima asumsi dari Teori Y ini biasanya menganggap bahwa manusia tidak membutuhkan kontrol yang berlebihan dari atasannya malahan, manajer dalam ranah Y akan membantu pegawai mereka lebih dewasa dan membiarkan pegawainya untuk berkembang tanpa aturan yang berlebihan.
10. Teori Efek Hawthorne
Penelitian ini dilakukan oleh Elton Mayo (1880-1949) pada perusahaan General Electric di Hawthorn Chicago. Dalam teori motivasi ini salah satunya disimpulkan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk bekerja lebih keras ketika mereka merasa diawasi. Inilah kemudian yang dinamakan efek Hawthrone
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita merasakan juga hal tersebut ketika dikelas belajar ada/tidak ada guru, ketika bekerja ada pimpinan di depan kita/tidak ada. Seorang pekerja bangunan akan lebih giat bekerja ketika ada mandor mengawasi.
Demikian artikel singkat tentang macam macam teori motivasi dan penjelasan singkatnya. Semoga tulisan ini bermanfaat. (editor : heri salamadian)