EKSPOR DAN IMPOR: Pengertian, Tujuan & Komoditas Ekspor Indonesia

Pengertian Ekspor dan Impor – Anda tentunya pernah belajar tentang ekspor dan impor di bangku sekolah dahulu. Masih ingatkah anda apa itu ekspor dan impor? Ekspor dan impor sangat penting bagi suatu negara dan berkaitan erat dengan kegiatan ekonomi negara.

Secara singkat adalah. Ekspor adalah kegiatan menjual barang ke luar negeri. Sedangkan impor adalah membeli barang dari luar negeri sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Nah, untuk merefresh kembali pengetahuan tentang ekspor dan impor, berikut akan dipaparkan mengenai apa itu pengertian ekspor dan impor, apa saja tujuan dan manfaatnya serta contoh ekspor dan impor secara lengkap di Indonesia.

Pengertian Ekspor

pengertian ekspor
pixabay.com

Ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Apa itu daerah pabean? Daerah pabean ini merupakan suatu bagian wilayah dari Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, wilayah perairan dan juga ruang udara di atasnya, juga meliputi tempat-tempat tertentu yang ada dalam Zona Ekonomi Eksklusif serta landas kontinen.

Secara sederhana, ekspor diartikan sebagai kegiatan mengeluarkan barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Kegiatan ekspor biasanya dilakukan suatu negara apabila negara menghasilkan produksi barang dalam jumlah besar dan kebutuhan akan barang tersebut sudah terpenuhi di dalam negerinya sehingga dikirimkanlah produksi barang tersebut ke negara yang tidak bisa memproduksi barang tersebut ataupun dikarenakan jumlah produksi barang di negara tujuan tidak terpenuhi.

Apa Itu Eksportir?

Eksportir merupakan orang perseorangan atau badan hukum yang melakukan ekspor. Apabila kegiatan ekspor dalam skala yang besar, maka pengirimannya melibatkan Bea Cukai yang bertugas sebagai pengawas lalu lintas barang dalam suatu negara.

Setiap barang yang akan diekspor memiliki ketentuan masing-masing tergantung dari jenis barangnya. Tidak semua orang dapat melakukan ekspor karena terdapat prosedur yang harus ditaati.

Prosedur ekspor pada hakikatnya lebih mudah dibandingkan prosedur impor, dimana prosedur impor memiliki lebih banyak aturan di dalamnya, terutama terkait pembayaran pajak. Beberapa pajak ekspor yang dikenakan diantaranya pada ekspor kayu, rotan, dan crude palm oil (CPO).

Tujuan dan Manfaat Ekspor

Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang didapatkan dari kegiatan ekspor barang dari dalam ke luar negeri:

1. Menumbuhkan Industri Dalam Negeri

Ekspor merupakan suatu bentuk kegiatan perdagangan lingkup internasional yang bertujuan untuk memberikan rangsangan terhadap permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri-industri pabrik besar.

Permintaan yang meningkat akan ekspor suatu produk dapat berdampak pada perkembangan industri suatu negara. Hal ini tentunya dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif. Selain itu, dengan melakukan perdagangan internasional suatu negara bisa membiasakan diri untuk bersaing dalam pasar internasional serta terlatih dalam persaingan yang ketat.

2. Mengendalikan Harga Produk

Dengan melakukan ekspor, negara bertujuan untuk memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang dari suatu produk. Tujuannya adalah untuk mengendalikan harga produk ekspor yang ada di dalam negeri.

Ketika suatu produk melimpah produksinya maka harga produk tersebut di dalam negeri akan memiliki harga yang rendah karena sangat mudah didapatkan. Oleh karena itu, untuk mengendalikan harga supaya tetap stabil, negara melakukan ekspor ke negara lainnya yang membutuhkan produk tersebut.

3. Menambah Devisa Negara

Kegiatan ekspor tentunya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi suatu negara. Manfaat dari kegiatan ekspor adalah membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan pasar domestik, menumbuhkan investasi, dan menambah devisa suatu negara.

Komoditas Ekspor Indonesia

pixabay.com

Indonesia mempunyai banyak komoditas ekspor, namun setidaknya terdapat 5 komoditas ekspor terbesar Indonesia yang dikirim secara personal atau melalui pelbagai jasa export, diantaranya adalah:

1. Komoditas Karet

Indonesia merupakan negara produsen karet terbesar kedua di dunia sehingga tidak heran apabila karet dijadikan sebagai komoditas ekspor utama Indonesia. Ekspor karet Indonesia banyak dikirimkan ke Amerika Serikat, China dan Jepang.

2. Produk Tekstil

Industri tekstil di Indonesia sangat banyak dan berhasil menambah devisa negara.

3. Kelapa Sawit

Komoditas ini sebagian kecil dijadikan bahan baku minyak goreng, mentega, sabun dan produk kecantikan.

Sedangkan sebagian besarnya diekspor dalam bentuk minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil (PKO). Kelapa sawit ini banyak diekspor ke India, Cina dan Pakistan.

4. Produk Hasil Hutan

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak hutan sehingga industri kayu di Indonesia pun sangat berkembang. Hasil hutan yang diekspor berupa kayu dan pulp kertas.

5. Kakao

Tahukah anda bahwa Indonesia menjadi negara produsen kakao ketiga terbesar di dunia. Biji kakao ini sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan cokelat dan bahan makanan lainnya. Biasanya kakao yang diekspor berupa kakao bubuk yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia.

Pengertian Impor

pixabay.com

Impor merupakan kegiatan memasukan barang ke Daerah Pabean atau juga merupakan kegiatan pembelian barang atau jasa dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Misalnya, Indonesia tidak memiliki komoditas gandum sehingga untuk memenuhi pasokan dan kebutuhan gandum dalam negeri perlu mendatangkan gandum dari negara produsen gandum ke Indonesia.

Sama halnya dengan kegiatan ekspor, kegiatan pengiriman barang impor dengan skala besar memerlukan pendampingan dari bea cukai. Biasanya, pemerintah akan menaikan tarif pajak terhadap produk impor kepada para importir.

Hal ini menyebabkan barang impor memiliki harga yang lebih mahal karena di dalam harga tersebut telah dikenai pajak yang selanjutnya ditanggung oleh para konsumennya. Nah, maka dari itu jangan heran apabila barang impor cenderung lebih mahal apabila dibandingkan dengan harga produk lokal.

Tidak sembarang produk barang yang dapat diperbolehkan masuk sebagai barang impor. Direktorat Bea Cukai memiliki peraturan yang jelas akan barang apa saja yang diperbolehkan dan dilarang untuk kegiatan impor.

Beberapa diantaranya adalah hewan, ikan dan tumbuhan termasuk produk yang berasal dari tersebut, obat-obatan terlarang seperti narkotika, senjata api dan benda yang mengandung pornografi.

Tujuan dan Manfaat Impor

Tujuan paling utama dari kegiatan impor adalah memenuhi kebutuhan dalam negeri. Aktivitas ekspor dan impor merupakan salah satu wujud dari inter-konektivitas setiap negara. Tidak ada negara yang mampu hidup mandiri.

Dalam memenuhi kebutuhannya, setidaknya pasti terdapat satu hal yang membuat negara tersebut harus membangun hubungan baik dengan negara lainnya. Salah satunya, dalam aktivitas perekonomian ini. Tujuan lainnya dari kegiatan impor adalah untuk memperkuat neraca pembayaran dan mengurangi keluarnya devisa ke luar negeri.

Lalu apa manfaat dari impor? Manfaat dari kegiatan impor itu sendiri adalah memungkinkan suatu negara untuk memperoleh bahan baku, barang dan jasa suatu produk yang jumlahnya terbatas di dalam negeri ataupun yang tidak bisa dihasilkan di dalam negeri. Hal ini secara tidak langsung mendukung stabilitas negara.

Contoh Produk yang Diimpor oleh Indonesia

Berikut ini adalah beberapa contoh produk yang banyak diimpor ke Indonesia, yang diantaranya adalah:

1. Bahan Baku

Dalam kategori bahan baku, komoditas impor terbesar Indonesia adalah peralatan helikopter dan mesin pesawat mekanik, peralatan elektronik, besi dan baja. Suplai peralatan pesawat dan helikopter memang hingga saat ini masih impor dari negara lain karena PT Dirgantara Indonesia sendiri masih belum mampu memproduksi helikopter dan pesawat sendiri.

2. Sektor Pangan

Sedangkan dalam sektor pangan, komoditas impor terbesar Indonesia adalah daging hewan beku, buah-buahan, beras hingga kedelai. Mengejutkan memang, walaupun Indonesia memiliki banyak ladang padi, namun ternyata kebutuhan beras di Indonesia masih belum mencukupi sehingga perlu impor dari negara lain, seperti Vietnam, Thailand dan India.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *