Pengertian Lari Jarak Pendek – Dalam dunia olahraga, lari adalah olahraga paling murah yang bisa dilakukan oleh siapapun, dimanapun selama fisik kuat dan ada lingkungan yang terbuka.
Olahraga lari adalah bagian dari cabang atletik yang sering diperlombakan dalam perhelatan resmi mulai dari PON. Porda, Sea games, Asian games, Olimpiade dan kejuaraan-kejuaraan lain yang dilaksanakan dibawah IAAF (International Association of Athletics Federations).
Cabang pertandingan lari sendiri terbagi kedalam beberapa jenis. Diantaranya adalah lari jarak pendek, menengah, panjang. Lari gawang, marathon dan juga lari estafet.
Daftar Isi Artikel
Pengertian Lari Jarak Pendek
Pengertian lari jarak pendek atau sprint adalah jenis olahraga yang dilakukan dengan mengandalkan kekuatan dan kecepatan penuh sepanjang garis lintasan dari start hingga finish. Pemenang lomba ini ditentukan berdasarkan catatan waktu yang paling singkat.
Untuk bisa menang, atlet lari jarak pendek (sprinter) harus memiliki reaksi yang cepat, kecepatan yang baik, teknik berlari yang efisien, ketepatan sewaktu melakukan start dan mempertahankan kecepatan dari awal hingga mencapai garis akhir.
Dalam pertandingan resmi lari jarak pendek dibagi menjadi beberapa kategori lomba, diantaranya adalah; Lari jarak pendek 100 meter (short sprint), lari jarak pendek 200 meter (medium sprint) dan lari jarak pendek 400 meter (long sprint).
Pengertian Lari Jarak Pendek Menurut Para Ahli
- Menurut Muhajir (2007) Lari jarak pendek atau sprint adalah perlombaan lari yang seluruh pelarinya menggunakan kecepatan sangat penuh dengan menempuh jarak 100 m, 200 m, atau 400 m.
- Menurut Syarifudin dan Muhadi (1992) Lari jarak pendek adalah cara berlari di mana atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Atlet harus melakukan lari secepat-cepatnya dengan mengerahkan segenap kekuatan dari start sampai finish.
- Menurut Adisasmita (1992) Lari jarak pendek atau sprint adalah semua nomor lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh atau kecepatan maksimal sepanjang jarak yang ditempuh.
Sejarah Lari Jarak Pendek
Sejarah lari pendek tidak dapat dipisahkan dari sejarah olimpiade pertama di dunia. Olahraga lari sudah dikenal sejak zaman dahulu dan menjadi satu-satunya cabang olahraga yang diperlombakan pada Olimpiade Kuno yang diadakan di Yunani pada tahun 776 SM.
Konon, olahraga lari pada olimpiade tersebut dipertandingkan sebagai penghormatan kepada seorang prajurit Yunani yang berlari sejauh 40 km dengan membawa pesan kemenangan perang. Sesampainya di Athena dan mengabarkan kemenangan Yunani atas Persia, prajurit tersebut meninggal.
Pada penyelenggaraan olimpiade selanjutnya, barulah beberapa cabang olahraga lain dipertandingkan, seperti memanah, bela diri, lempar tombak. Sementara itu, cabang olahraga lari pendek baru mulai diperlombakan untuk pertama kalinya di ajang Olimpiade Modern pada tahun 1896 di Athena, Yunani.
Sejak itu, olahraga lari jarak pendek atau sprint menjadi cabang olahraga tetap yang dipertandingkan setiap kali olimpiade diadakan. Selain itu, banyak juga event lain yang memperlombakan lari jarak pendek.
Olahraga ini telah menjadi salah satu cabang atletik yang sangat terkenal di dunia, termasuk di Indonesia, yang memiliki atlet lari jarak pendek atau sprinter berbakat yang menorehkan prestasi dan mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional.
Anda mungkin pernah mendengar nama Purnomo, Mardi lestari atau juga Suryo agung wibowo yang berhasil membuat catatan waktu 10,20 detik pada Sea Games 2009 dan menjadi sprinter tercepat se-Asia Tenggara.
10 tahun kemudian, sprinter muda, Lalu Muhammad Zohri, berhasil memecahkan rekor tersebut dengan catatan waktu 10,15 detik. Sementara itu, di tingkat dunia, ada Usain Bolt yang memiliki rekor waktu 9,58 detik untuk jarak 100 meter.
Teknik Lari Jarak Pendek
Untuk menjadi seorang sprinter, Anda tentu saja harus menguasai teknik-teknik dalam melakukan lari cepat, yaitu teknik start, gerakan berlari, dan gerakan finish. Namun, sebelum mempelajari ketiga teknik tersebut, ada beberapa pengetahuan dasar yang perlu Anda kuasai seperti diuraikan di bawah ini.
- Saat berlari, condongkan tubuh sedikit ke arah depan, kedua lengan sedikit fleksi 90 derajat, dan lengan diayunkan searah dengan gerakan lari.
- Otot-otot bagian depan dan kedua lengan harus dijaga agara tetap berada dalam keadaan rileks.
- Tungkai bawah ditolakkan dengan kuat hingga lurus dan usahakan paha depan diangkat hingga sejajar dengan tanah.
- Selama berlari, posisi pinggang harus tetap dalam ketinggian yang sama.
- Saat mencapai garis finish, badan dicondongkan serentak ke depan untuk mengantarkan bagian dada menyentuh pita.
Setelah beberapa hal dasar tersebut, barulah Anda mempelajari teknik lari cepat berikut ini.
1. Teknik Start
Start adalah persiapan awal seorang pelari cepat sebelum melakukan gerakan berlari. Menurut Purnomo (2007:23), start dalam lari jarak pendek bertujuan untuk mengoptimalkan lari cepat. Dalam lari jarak pendek, terdapat tiga macam teknik start, yaitu start pendek, menengah, dan panjang.
a. Start Pendek (Bunch Start)
Untuk melakukan start pendek, kaki kiri diletakkan di depan dan lutut kanan di sebelah kaki kiri dengan jarak sekitar satu kepalan tangan. Kedua tangan diletakkan di belakang garis start dengan empat jari dirapatkan dan ibu jari terpisah.
b. Start Menengah (Medium Start)
Pada start menengah, kaki kiri diletakkan di depan, lutut kaki kanan di sebelah kanan tumit kaki kiri dengan jarak satu kepalan tangan. Posisi kedua tangan sama seperti start pendek, yaitu diletakkan di belakang garis start dengan empat jari dirapatkan dan ibu jari terpisah.
c. Start Panjang (Long Start)
Persis seperti dua start lainnya, pada start panjang, kaki kiri diletakkan di depan, tetapi lutut kaki kanan diletakkan di belakang kaki kiri dengan jarak satu kepalan tangan. Adapun posisi kedua tangan tidak berbeda, yaitu diletakkan di belakang garis start dengan empat jari dirapatkan dan ibu jari terpisah.
Setelah menentukan posisi start, seorang pelari juga harus mengambil posisi atau melakukan gerakan sesuai aba-aba dari starter sebagai berikut.
- Aba-Aba “Bersedia!”
Saat starter sudah memberikan aba-aba ini, pelari harus menempatkan kedua kakinya menyentuh balok depan dan belakang, meletakkan lutut kaki belakang di tanah dengan jarak selebar bahu. Jari-jari tangan membentuk huruf V terbalik, kepala sejajar punggung, dan mata menatap lurus ke bawah.
- Aba-Aba “Siap!”
Pada aba-aba “siap”, posisi badan pelari adalah lutut ditekan ke belakang, kaki depan membentuk sudut siku-siku, dan kaki belakang membentuk sudut 120–140 derajat. Pinggang diangkat sehingga posisinya sedikit lebih tinggi dari bahu, tubuh condong ke depan, dan bahu agak lebih maju dari kedua tangan.
- Aba-Aba “Ya!”
Sesaat selepas starter meneriakkan aba-aba ini, pelari segera meluruskan dan mengangkat badan tepat ketika kedua kaki menolak atau menekan balok start dengan kuat. Kedua tangan diangkat dari tanah secara bersamaan, lalu diayunkan secara bergantian.
Kaki belakang mendorong lebih kuat, lakukan dorongan kaki depan sedikit demi sedikit, tetapi kemudian, kaki belakang diayunkan ke depan dengan cepat. Pada saat akhir dorongan, badan dicondongkan ke depan, lutut dan pinggang diluruskan secara penuh.
2. Gerakan Berlari
Menurut Purnomo (2007:33), gerakan berlari pada lari jarak pendek terdiri dari dua tahap dengan penjelasan sebagai berikut.
a. Fase Topang
Fase ini bertujuan untuk meminimalkan hambatan ketika kaki menyentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Fase ini terdiri dari topang depan dan topang dorong dan dilakukan dengan cara:
- ketika mendarat di tanah, gunakan telapak kaki;
- pada kaki topang, lutut bengkok seminimal mungkin pada saat amortasi;
- kaki ayun dipercepat dan pinggang, sendi lutut, serta mta kaki dari kaki topang harus diluruskan kuat-kuat saat akan bertolak; dan
- paha kaki ayun naik dengan cepat sampai posisi horizontal.
b. Fase Layang
Tujuan fase layang adalah untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan mempersiapkan penempatan kaki yang efektif ketika menyentuh tanah. Fase layang dilakukan dengan cara:
- lutut kaki ayun digerakkan ke depan dan ke atas;
- lutut kaki topang bengkok dalam fase pemulihan, ayunan lengan aktif, tetapi rileks; dan
- kaki topang bergerak ke belakang.
3. Gerakan Finish
Seorang pelari dianggap sudah menyelesaikan perlombaan jika sudah mencapai garis finish, yaitu ketika bagian-bagian tubuhnya sudah berada dalam bidang vertikal dari sisi terdekat garis finish sesuai aturan dan garis yang sudah ditentukan. Yang dimaksud bagian tubuh adalah kepala, leher, lengan, dan kaki.
Berikut ini teknik saat Anda sudah mendekati garis finish dan setelah melewati garis finish.
a. Mendekati Garis Finish
- Ketika garis finish sudah mulai terlihat jelas, percepat gerakan lari sambil tetap fokus.
- Pusatkan pikiran Anda hanya untuk mencapai garis finish, fokuskan pandangan ke depan, dan jangan pernah menengok ke kiri dan kanan.
- Jangan sekali-kali melompat karena hal itu akan memperlambat kecepatan berlari Anda.
- Saat garis finish tinggal 10 meter lagi, jaga gerakan agar tetap stabil.
b. Melewati Garis Finish
Menurut Muhtar (2011:14), terdapat tiga gerakan yang perlu dilakukan seorang pelari pada saat melewati garis finish. Berikut ini ketiga gerakan yang dimaksud dan cara melakukannya.
- Menjatuhkan Dada ke Depan
Caranya adalah dengan terus berlari dan ketika sudah mendekati garis finish, dada dicondongkan ke depan, sedangkan kedua tangan diayunkan ke bawah belakang atau biasa disebut “the lunge”.
- Menjatuhkan Salah Satu Bahu ke Depan
Teknik ini dilakukan dengan cara memutar dada dengan ayunan tangan ke arah depan atas sehingga sebelah bahu maju ke depan atau disebut juga “the shruge”.
- Berlari Secepat Mungkin
Untuk teknik ketiga ini, tidak ada gerakan khusus yang perlu dilakukan menjelang garis finish. Yang perlu Anda lakukan adalah berusaha berlari secepat mungkin melebihi lawan.
Dari ke-3 teknik tersebut, teknik yang paling sering dilakukan para atlet lari jarak pendek adalah mencondongkan dada ke depan, terutama jika ada beberapa pelari yang melewati garis finish secara bersamaan. Pelari yang anggota tubuhnya lebih dahulu menyentuh pita dinobatkan sebagai pemenang.
Peraturan Lari Jarak Pendek
Seperti halnya jenis olahraga lain, lari jarak pendek pun memiliki beberapa peraturan yang wajib diikuti para atlet. Peraturan di tingkat internasional diatur oleh IAAF (International Amateur Athletic Federation), sedangkan di tingkat nasional oleh PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
a. Peraturan Perlombaan
Peraturan yang berlaku dalam sebuah perlombaan lari jarak pendek terdiri dari enam poin berikut ini.
- Garis start dan finish dalam lintasan lari ditunjukkkan dengan garis selebar 5 cm yang membentuk siku-siku dengan batas tepi dalam lintasan. Jarak lomba diukur dari tepi garis start ke tepi garis finish yang terdekat dengan garis start.
- Aba-aba yang digunakan adalah “bersedia”, “siap”, dan “ya” atau bunyi tembakan pistol.
- Seluruh peserta lomba mulai berlari pada saat terdengar aba-aba “ya” atau bunyi pistol yang ditembakkan ke udara.
- Peserta yang membuat kesalahan pada saat melakukan start diberi peringatan maksimal sebanyak tiga kali.
- Lomba lari jarak pendek pada perlombaan besar dilakukan dalam empat babak, yaitu babak pertama, kedua, semifinal, dan final.
- Babak pertama diadakan jika jumlah peserta lomba cukup banyak. Pemenang I dan II pada tiap heat berhak maju ke babak berikutnya.
b. Peraturan Diskualifikasi
Seorang peserta lomba lari jarak pendek dapat dikenai sanksi diskualifikasi jika melakukan hal-hal yang dianggap tidak sah, yaitu
- melakukan kesalahan start lebih dari tiga kali;
- mengganggu pelari lain;
- keluar dari lintasan; dan
- terbukti menggunakan obat perangsang (dopping)
c. Sarana dan Prasarana
Selain peraturan untuk peserta, sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan lomba lari jarak pendek juga wajib mengikuti peraturan di bawah ini.
- Lintasan: lomba lari jarak pendek dilakukan di lapangan yang dilengkapi lintasan berjumlah delapan buah dengan lebar setiap lintasan 1,22 meter.
- Peralatan: alat yang digunakan dalam lomba lari jarak pendek adalah sepatu lari (spikes), balok start (start block), tiang finish, stopwatch, dan bendera start dan pistol aba-aba.
Nomor Lari Jarak Pendek
Nomor lari jarak pendek dibedakan berdasarkan jarak atau panjang lintasan yang harus ditempuh oleh pelari. Saat ini, perlombaan sprint dibagi dalam tiga kategori, yaitu
- Nomor lari dengan panjang lintasan 100 meter;
- Nomor lari dengan panjang lintasan 200 meter; dan
- Nomor lari dengan panjang lintasan 400 meter;
Selain berdasarkan panjang lintasannya, ketiga nomor lari jarak pendek di atas juga memiliki perbedaan mendasar dalam hal teknik dan manajemen energi atlet pada saat berlari. Untuk panjang lintasan 100 meter, atlet lari pada umumnya akan mengeluarkan energi semaksimal mungkin dari awal hingga akhir.
Sementara itu, pada nomor lari dengan panjang lintasan lebih besar, atlet akan memaksimalkan tenaga dan kecepatan berlarinya pada saat sudah hampir sampai garis finish, misalnya sekitar 50 meter menjelang garis finish.
Di antara ketiganya, nomor lari jarak 100 meter adalah yang paling sering diperlombakan dan biasanya diadakan di tepi lintasan lapangan outdoor. Nomor ini dianggap sebagai nomor paling bergengsi dan para pemenang lomba lari jarak 100 meter mendapat gelar sebagai manusia tercepat di dunia.
Kesalahan-Kesalahan
Selain mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan, pada saat melakukan lari jarak pendek, Anda juga perlu menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat mengakibatkan kecepatan lari menjadi tidak maksimal. Beberapa kesalahan yang sering dilakukan pada saat lomba lari jarak pendek adalah:
- Tubuh tidak condong ke depan dengan tolakan kaki sekuat tenaga;
- Tidak menggerakkan kaki dengan cepat; dan
- Melakukan pendaratan menggunakan tumit, bukan telapak kaki, dengan posisi lutut dibengkokkan.
Manfaat Lari Jarak Pendek
Semua jenis olahraga memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh, tak terkecuali lari jarak pendek. Ada beberapa alasan yang menyebabkan lari jarak pendek baik bagi kesehatan tubuh.
1. Meningkatkan Pertumbuhan Badan
Beralari dengan cepat akan membantu meningkatkan hormon pertumbuhan yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis dalam tubuh. Meskipun peningkatan tersebut bersifat sementara, jika lari cepat dilakukan secara rutin, tulang akan tumbuh secara optimal.
2. Menguatkan Tulang
Jika Anda ingin memiliki tulang yang kuat, rutin melakukan lari cepat atau sprint bisa menjadi solusi. Sebagai buktinya, para atlet lari jarak pendek memiliki tulang yang sangat kuat.
3. Membakar Lemak
Melakukan latihan sprint secara rutin sangat baik dilakukan oleh Anda yang ingin membakar lebih banyak lemak. Lari jarak pendek dengan cepat terbukti lebih efektif membakar lemak dibandingkan jogging atau lari perlahan.
Berbeda dengan jogging, sprint merupakan olahraga yang memiliki intensitas tinggi sehingga membutuhkan energi lebih besar. Oleh karena itu, pembakaran lemak yang terjadi berlangsung lebih cepat dan lebih banyak.
Sebagai perbandingan, melakukan jogging selama 15 menit akan membakar lemak sebanyak 150–165 kalori, sedangkan lari sprint yang dilakukan selama 2,5 menit saja mampu membakar lemak sabanyak 200 kalori. Kesimpulannya, sprint mampu menurunkan berat badan dengan lebih efektif.
Sebuah penelitian menunjukkan, dengan melakukan lari cepat selama satu jam, Anda dapat membakar lemak lebih banyak jika dibandingkan dengan melakukan jogging selama satu hari. Melakukan sprint setiap hari dapat menurunkan berat badan hingga 2 kilogram.
4. Meningkatkan Kebugaran Jantung
Saat Anda berlari, denyut jantung akan mengalami peningkatan untuk mengimbangi naiknya kebutuhan aliran darah menuju otot yang digunakan. Lari cepat juga membuat detak jantung mendekati kecepatan maksimumnya.
Jika rutin dilakukan, latihan sprint dapat meningkatkan denyut jantung maksimal sehingga Anda mampu bekerja dengan lebih efisien. Selain itu, berlari juga membuat kebugaran sistem kardiovaskular meningkat sehingga membantu Anda mengambil oksigen lebih banyak saat berolahraga.
5. Membentuk Otot
Olahraga lari cepat termasuk latihan anaerobik sehingga dapat membangun otot secara efektif, sama seperti ketika Anda melakukan latihan beban. Pada latihan beban, tubuh dituntut untuk menghasilkan letupan energi pendek yang meningkatkan kekuatan otot, begitu juga dengan lari jarak pendek.
Akan tetapi, pada latihan beban seperti angkat besi, otot yang digunakan hanya pada bagian tertentu saja, sedangkan sprint menggunakan puluhan otot secara bersamaan sehingga olahraga ini merupakan latihan otot yang paling lengkap.
Karena itulah, olahraga sprint sangat direkomendasikan bagi Anda yang ingin membentuk otot tubuh. Berlari dengan cepat akan membuat massa dan bentuk otot menjadi lebih ideal. Untuk mendapatkan hasil lebih optimal, Anda bisa mengombinasikannya dengan berenang, aerobik, atau olahraga lainnya.
6. Memperbaiki Metabolisme
Menurut Profesor James Timmons dari Universitas Heriot-Watt, Edinburgh, berlari dapat meningkatkan metabolisme dalam tubuh secara signifikan, mencegah obesitas dan juga mencegah diabetes.
7. Meningkatkan Kecepatan Gerak
Lari jarak pendek memberikan manfaat lebih, utamanya bagi para atlet dari cabang olahraga yang membutuhkan kecepatan bergerak, semisal atlet sepak bola. Itulah sebabnya, lari cepat menjadi latihan wajib bagi para pemain sepak bola.
Latihan sprint secara rutin akan meningkatkan kemampuan para pesepak bola untuk berlari cepat dalam waktu lama sambil tetap fokus pada bola yang sedang digiringnya. Nah, bagi Anda yang ingin menjadi pemain sepak bola profesional, jangan tinggalkan latihan lari cepat ini.
Demikianlah informasi lengkap seputar lari jarak pendek yang perlu Anda ketahui. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat berlatih, tubuh Anda harus berada dalam kondisi fit. Jika tidak, Anda bisa mengalami cedera atau bahkan pingsan karena tidak terbiasa melakukannya.
M RIFKI
Kls 9 C