Syafakillah dan Syafakallah adalah ungkapan atau ucapan ketika kita mendapati seseorang baik itu kerabat, saudara ataupun tetangga sedang dalam keadaan sakit.
“Kata-kata ‘Syafakillah’ dan ‘Syafakallah’ merupakan ungkapan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan umat Islam. Kedua frasa ini sering diucapkan sebagai doa untuk keinginan kesembuhan atau penyembuhan bagi orang yang sakit. Namun, apakah sebenarnya makna dan penggunaan yang tepat dari kedua kata ini? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dengan lebih mendalam tentang arti, asal usul, dan signifikansi dari ‘Syafakillah’ dan ‘Syafakallah’ dalam konteks budaya dan spiritualitas Islam.
Daftar Isi Artikel
- Pengertian Syafakillah dan Syafakallah
Pengertian Syafakillah dan Syafakallah
Arti Syafakillah dan Syafakallah artinya adalah semoga Allah menyembuhkanmu. keduanya memiliki arti sama, hanya saja perbedaannya terletak pada cara penggunaannya. Syafakillah digunakan ketika yang sedang sakit tersebut adalah perempuan.
Sedangkan Syafakallah diucapkan kepada laki-laki. Adapun untuk orang yang jumlahnya lebih dari satu, Menurut tata bahasa bahasa Arab, menggunakan kalimat “Syafakumullah”.
Asal-Usul dan Konteks Penggunaan Kata “Syafakillah dan Syafakallah”
Kedua kata ini berasal dari bahasa Arab, dan telah menjadi bagian penting dalam praktik doa dan kehidupan sehari-hari umat Muslim di seluruh dunia. Masyarakat Muslim mengucapkannya sebagai bentuk doa dan dukungan spiritual kepada individu yang membutuhkan kesembuhan atau bantuan dalam mengatasi kesulitan kesehatan.
Arti Syafakillah Sesuai Tata Bahasa1. شفاك الله (Syafakallah)
Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadamu (laki-laki).
2. شفاك الله (Syafakillah)
Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadamu (perempuan).
3. شفاكم الله (Syafakumullah)
Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada kalian (laki-laki).
4. شفاه الله (Syafahullah)
Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadanya (laki-laki).
5. شفاها الله (Syafahallah)
Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadanya (perempuan).
6. شفاهم الله (Syafahumullah)
Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada mereka (laki-laki).
7. شفاهن الله (Syafahunnallah) Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada mereka (perempuan).
sumber: artikel-kammi.blogspot
Signifikansi dan Makna Spiritual
Secara spiritual, doa dengan menggunakan kata “Syafakillah” dan “Syafakallah” mencerminkan kepercayaan akan kekuatan dan kehendak Allah SWT sebagai penyembuh sejati. Ini juga menunjukkan rasa empati dan kepedulian terhadap kondisi orang lain, serta keyakinan akan kemampuan Allah untuk memberikan kesembuhan.
Perlu digaris bawahi bahwa Kalimat Syafakillah dan Syafakallah ini adalah sebuah seruan atau ungkapan sehari-hari bahasa Arab yang biasa digunakan. dan balasan ucapan Syafakillah sendiri salah satunya adalah bisa menggunakan kalimat Jazakallahu khairan.
Namun, secara pribadi. Penulis belum menemukan riwayat tentang penggunaan kata ‘Syafakillah’ ini di masa Rasulullah SAW. Beliau hanya mengajarkan do’a- do’a dibawah ini ketika kita berjumpa atau menjenguk orang yang sedang sakit
Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-hari
Ketika seseorang mengalami sakit atau kesulitan kesehatan, orang-orang di sekitarnya biasanya menggunakan doa ini sebagai ungkapan dukungan dan harapan agar orang yang sakit segera mendapat kesembuhan. Penggunaan kata “Syafakillah” dan “Syafakallah” mencerminkan nilai-nilai solidaritas dan rasa kebersamaan dalam komunitas Muslim.
Do’a Untuk Orang Sakit
Nah, Menyambung penjelasan sebelumnya. Ketika menjenguk orang sakit Rasulullah SAW mengajarkan kita beberapa do’a untuk kesembuhan orang yang sedang tertimpa penyakit tersebut. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
إِذَا دَخَلَ عَلَى مَنْ يَعُوْدُ قَالَ: لاَ بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ.
Apabila beliau mengunjungi orang yang sakit, beliau berkata, ‘Laa ba’-sa thahuurun
Insyaa Allaah’
– Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membuat dosamu bersih, insya Allah.’” [HR. Al-Bukhari] –
Adapun do’a lainnya
:
للَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِيْ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً.
Allahumma Robbannas, Adz-Hibil Ba’sa Isyfi Antasy-Syafi La Syifa’a Illa Syifa’uka Syifa’an La Yughadiru Saqoman.
Ya Allah Tuhan dari semua manusia, hilangkan segala penyakit, sembuhkanlah, hanya Engkau yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali dari pada-Mu,
sembuh yang tidak dihinggapi penyakit lagi.
Keutamaan Menjenguk Orang Sakit
Sebagai sesama manusia, terlebih sesama Muslim, ketika seseorang diantaranya mengalami musibah, dalam hal ini ditimpa suatu penyakit. Maka ada kewajiban kita untuk menjenguk orang tersebut. Baik yang dihinggapi sakit ringan apalagi berat.
Menjenguk orang sakit merupakan hak antara seorang muslim dengan muslim lainnya yang wajib ditunaikan. Sebagaimana dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ “حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إذَا لَقِيْتــَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاك
فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَك فَانْصَحْهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ، وَ إِذاَ مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذاَ ماَتَ
فاتـْبَعْهُ”. (رَواهُ مُسلمٌ، بَابُ مِنْ حَقِّ الْمُسْلِمِ لِلْمُسْلِمِ رَدُّ السَّلَامِ برقم 2162)
Dari Abu Hurairah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada enam, yaitu:
(1) jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam,
(2) jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya,
(3) jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat,
(4) jika ia bersin dan mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka do’akanlah ia dengan Yarhamukallah (artinya = mudah-mudahan Allah memberikan rahmat kepadamu),
(5) jika ia sakit maka jenguklah dan
(6) jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya”. (HR. Muslim, no. 2162).
Rasulullah SAW juga menuntun umatnya, bagaimana seharusnya seorang Muslim menyikapi saudaranya ketika dihingapi rasa sakit. Disini ada peluang Ibadah, ada pahala yang sangat besar yang dijanjikan untuk orang yang menjenguk orang sakit. Sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadits.
Hadits Pertama;
إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا عَادَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ
“Sesungguhnya seorang muslim bila menjenguk saudaranya sesama muslim maka ia terus menerus berada di khurfatil jannah hingga ia pulang (kembali).” (HR. Muslim no. 6498).
Hadits Kedua;
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُوْدُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ، وَكَانَ لَهُ خَرِيْفٌ فِي الْجَنَّةِ
Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim yang lain di pagi hari melainkan 70.000 malaikat bershalawat atasnya (memintakan ampun untuknya) hingga ia berada di sore hari. Dan jika ia menjenguknya di sore hari maka 70.000 malaikat bershalawat atasnya (memintakan ampun untuknya) hingga ia berada di pagi hari. Dan ia memiliki buah-buahan yang dipetik di dalam surga.(HR. At-Tirmidzi no. 969)
Menjenguk atau menengok orang sakit sangat dianjurkan dan mempunyai banyak pahala. dan hukumnya bisa menjadi farhu kifayah jika yang sakit adalah orang yang tidak memiliki kerabat atau keluarga yang membantunya.
Tanyakan keadaan. apa kebutuhan dan bantuan yang diperlukannya sehingga sakit yang dideritanya menjadi lebih ringan dan tidak bertambah parah.
Adab – Adab Menjenguk Orang Sakit
Selain ada keutamaan dalam menjenguk orang sakit. Ada juga beberapa adab yang harus kita perhatikan ketika menemui orang yang sedang ‘kepayahan’ tersebut. Diantaranya;
- Menziarahi pesakit semata- mata karena Allah SWT dan mengikuti Sunnah Rasulullah SAW.
- Memberikan nasihat supaya sabar dan tabah dengan yang dideritanya.
- Mengucapkan perkataan yang baik- baik.
- Memegang tangan atau mengusap lembut tubuhnya
(kecuali bukan mahram). dan duduk disebelah kanan. - Bertanya tentang keperluan atau kebutuhan pesakit. Baik dalam keuangan, ibadah dll.
- Singkatkan dan beri jarak waktu berziarah. Tidak datang terlalu sering.
- Mendo’akan pesakit agar segera di beri kesembuhan.
Perkara Yang Harus Dihindari
- Masuk ke ruangan atau rumah dengan tidak sopan.
- Berlama- lama.
- Melakukan atau berbicara perkataan sia- sia.
- Berbicara tentang keburukan orang lain.
- Datang diwaktu larut malam, awal pagi atau waktu rehat.
- Mengambil dan menggunakan sesuatu tanpa izin miliki pesakit.
Ungkapan Bahasa Arab Sehari – Hari Lainnya
Selain dari Syafakillah dan Syafakallah masih banyak ungkapan-ungkapan bahasa Arab yang biasa digunakan masyarakat disekitar kita. Baik itu di lingkungan nyata maupun di film-film bertemakan tentang Islam. Berikut adalah beberapa diantaranya.
1. Syukran – Terima Kasih
2. Jazaakumullah Khairan – Semoga Allah membalas kalian dengan kebaikan.
3. Barakallahu fiik – Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu.
4. Barakallah fii umrik – Semoga Allah memberikan keberkahan atas umurmu
5. Fii amaanillah – Semoga dalam lindungan Allah.
6. Ilalliqa – Sampai Bertemu Lagi, diucapkan orang yang pergi / pamit.
7. Maas Salaamah – Semoga dalam keselamatan, Jawaban no 6.
8. Shahih – Benar.
9. Tafadhdhal – Silakan, Digunakan untuk laki-laki (tunggal) ataupun Umum.
11. Tafadhdhalii – Silakan, Digunakan untuk perempuan (tunggal).
10. Mumtaaz – Keren, Mantap – Bagus banget, Untuk menunjukan pujian).
11. Laa Adri – Tidak tahu.
12. Syafakillah – Semoga Allah menyembuhkanmu (perempuan)
13. Syafakallah – Semoga Allah menyembuhkanmu (laki-laki)
14. Na’am – Iya / Ya
15. Laa – Tidak
16. Ahlan wa Sahlan – Selamat Datang.
17. Kayfa Halukh – Apa Kabar?
18. Akhi – Saudaraku (laki-laki, tunggal).
19. Ukhti – Saudariku (perempuan, tunggal).
20. Ikhwan – Saudaraku (Jamak/banyak).
21. Akhwat – Saudariku (Jamak/banyak).
22. Ana – Saya
23. Anta – Kamu (laki-laki)
24. Fulan – Seseorang yang tidak di ketahui namanya (si fulan = si anu)
25. Fulanah – Sama seperti No 24 (untuk perempuan).
Ucapan Lain Sebagai Bentuk pujian terhadap Allah SWT
Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah).
Subhanallah (Maha Suci Allah).
AllahuAkbar (Allah Maha Besar).
Masya Allah (Itu terjadi atas kehendak Allah).
Insya Allah (Bila Allah Berkehendak).
Wallahu A’lam Bishawab (dan Allah lebih mengetahui yang sebenar-benarnya).
Artikel diatas membahas pentingnya frasa “Syafakillah” dan “Syafakallah” dalam konteks budaya dan spiritualitas Islam. Mengulas asal-usul dan tata bahasa penggunaan, artikel ini menegaskan bahwa kedua frasa tersebut adalah doa untuk kesembuhan, diucapkan dengan perbedaan jenis kelamin penerima doa. Dalam konteks spiritual, doa ini mencerminkan kepercayaan akan kekuatan Allah sebagai penyembuh sejati, serta rasa empati dan kepedulian terhadap kondisi orang lain.
Pentingnya menjenguk orang sakit sebagai bagian dari tindakan kebaikan dalam Islam juga dibahas, dengan penekanan pada adab yang harus diperhatikan ketika melakukan kunjungan tersebut. Selain itu, artikel ini menyajikan doa-doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk kesembuhan orang yang sakit serta menekankan adanya keutamaan dalam menjenguk orang sakit menurut ajaran Islam.
Ditutup dengan daftar ungkapan bahasa Arab sehari-hari lainnya, artikel ini memberikan gambaran luas tentang penggunaan frasa “Syafakillah” dan “Syafakallah” serta aspek-aspek terkaitnya dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim.
Demikianlah penjelasan tentang arti dari Syafakillah, Syafakallah, Syafahallah juga Barakallah fii umrik, arti Assalamualaikum dan juga kosakata bahasa Arab yang sering masyarakat Indonesia gunakan dalam kehidupan sehari – hari.
Semoga bermanfaat untuk rekan pembaca sekalian 🙂 – Wallahu A’lam Bishawab
Alhamdulillah nambah ilmu pengetahuan jazakallah kairan katsiran..
Assalamu’alaikum kak izin save and share ya kak. Terimakasih
Syukran, infonya sangat bermanfaat, semoga menjadi amal jariah..
Alhamdulillah…
Terima kasih 😊
Terima kasih info-infonya. Sangat bermanfaat 🙏
syukran
Pingback: Arti Barakallah Fii Umrik dan Jawabannya, Terlengkap!! | Salamadian
Jazakallahukhoir akhi..
Syukran akhi bertambah lagi ilmu yg bermanfaat nih
Syafakillah…sd