Pengertian Pertumbuhan Ekonomi banyak ditemukan di berbagai teori yang telah dibuat berikut dengan indikatornya. Secara sederhana kedua kata ini disusun untuk menunjukkan peningkatan pada perekonomian atau keuangan dalam skala besar.
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan keadaan ekonomi dalam suatu negara dibandingkan dengan periode sebelumnya dengan memasukkan beberapa indikator yang berkaitan dengan masalah ekonomi warganya.
Banyak indikator yang menjadi tolak ukur sebuah pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara misalnya pendapatan negara, pendapatan warga per kapita, jumlah tenaga kerja dan tingkat penganggurannya, serta berkurangnya tingkat kemiskinan pada negara tersebut.
Jika indikator tersebut tidak bisa dipenuhi atau bahkan bertolak belakang maka negara tersebut mengalami kemunduran ekonomi.
Terdapat banyak hal yang diungkapkan melalui teori yang ada untuk menetapkan bahwa sebuah negara maju atau tidak dalam pertumbuhan ekonominya. Beberapa teori menyebutkan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk, terciptanya lapangan kerja, teknologi yang digunakan di negara tersebut, serta kualitas sumber daya alam menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi laju ekonomi sebuah negara.
Oleh karena itulah pertumbuhan ekonomi dijadikan sebagai dasar utama dalam melihat kemajuan negara. Sisi pembangunan, saran dan pra sarana, dan kondisi rakyat yang ada di dalamnya menjadi tolak ukur utama dalam menentukan laju ekonomi tersebut.
Pentingnya mengetahui pertumbuhan ekonomi negara tentunya berdampak pada kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah dalam menyejahterahkan masyarakatnya di kemudian hari. contohnya jika laju ekonomi sedang naik dan tumbuh pesat maka bisa menjadi investasi atau membangun fasilitas merata di seluruh penjuru negara.
Sedangkan jika laju ekonomi kurang maksimal maka bisa memutuskan untuk bekerjasama dengan negara lain yang mampu mengangkat perekonomian tersebut.
Daftar Isi Artikel
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Terdapat banyak teori yang dikemukakan perihal pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Teori ini menjadi landasan yang menjadi acuan dalam memahami makna dan tujuan dari pertumbuhan ekonomi negara.
Tentunya teori ini sudah terlebih dahulu diuji dan dievaluasi sehingga bisa mendapatkan jawaban yang tepat untuk memaknai pertumbuhan ekonomi di setiap negara yang berbeda-beda.
Teori pertama datang dari Adam Smith seorang ilmuan ahli ekonomi yang menyatakan dalam bukunya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh empat faktor yankni jumlah penduduk yang menjadi tolak ukur pendapatan perkapita, jumlah stok barang-barang modal yang akan diperjual belikan atau diekspor, luas tanah dan kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan.
Sampai saat ini teori yang ditulisnya dalam buku Nature and Causes of the Wealth of Nations terbitan tahun 1776 iini masih digunakan sebagai penilaian suatu negara. Dengan teori ini pula dunia dapat mengklasifikasikan negara berkembang dan negara maju.
Teori kedua datang dari pakar ekonomi David Ricardo yang menyatakan dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political Economy and Taxation bahwa laju pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk.
David Ricardo yakin bahwa setiap pertambahan jumlah penduduk maka harus ada tanah dan lapangan pekerjaan yang ditambah.
Sedangkan menurut Joseph Schumpeter menyebutkan bahwa peran pengusaha dalam negara lah yang bisa mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Dimana pengusaha merupakan golongan yang terus menerus menciptakan lapangan kerja dengan membuat beberapa ide dan inovasi agar lebih berkembang.
Dengan banyaknya inovasi yang dilakukan tentunya dapat mengembangkan ekonomi dalam negara. Beberapa inovasi yang bisa dikembangkan diantaranya penggunaan teknik produksi, penemuan bahan dasar dari alam, membuka daerah pemasaran, menggunakan sistem managemen, dan menggunakan teknik pemasaran.
Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi
Adapun cara mengukur pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung di suatu negara tentunya memiliki tolak ukur tersendiri. Namun umumnya yang menjadi tolak ukur adalah Gross National Product atau GNP danGross Domestic Product atau GDP.
GNP mempunyai fungsi mengukur jumlah pengeluaran produksi perekonomian nasional oleh seluruh warga negara tersebut. Jadi jumlah keuntungan yang dihitung dari pendapatan yang dihasilkan oleh warga negara negara tersebut baik yang bekerja dalam negeri maupun diluar negeri.
Sedangkan GDP memiliki fungsi sebagai tolak ukur laju pertumbuhan ekonomi yang berdasarkan pada jumlah keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dari dalam negara tersebut. Jadi yang penting wilayah produksi tersebut masih dalam negara sehingga tidak memisahkan antara warga asli negeri tersebut atau warga asing yang bekerja disana yang terpenting masih di dalam negara tersebut.
Cara menghitungnya pun sederhana karena sudah banyak rumus yang digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi tersebut. Nilai GDP tahun yang diinginkan kemudian dikurangi dengan nilai GDP tahun berikutnya dikurangi satu.
Setelah ditemukan hasilnya langkah berikutnya dibagi dengan GDP sebelum ada perubahan. Setelah ditemukan hasilnya barulah dirubah kedalam bentuk prosentase dan ditemukan hasil dari pengukuran pertumbuhan ekonomi negara.
Dalam sebuah pengukuran pertumbuhan ekonomi tentunya ada beberapa indikator sebelum memasukkan GDP dan GNP yang menjadi tolak ukur pertumbuhannya.
Indikator tersebut penting untuk mendapatkan hasil dari laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. Berikut ini beberapa indikator yang digunakan sebagai acuan dalam menghitung laju pertumbuhan ekonomi.
Pendapatan Nasional Riil
Artinya suatu negara dipastikan tumbuh perekonomiannya jika pendapatan yang didapatkan negara baik dari impor maupun ekspor bisa seimbang dan mendapatkan banyak pemasukan. Pendapatan negara ini penting untuk jangka waktu yang panjang dengan menghitung beberapa perusahaan yang dimiliki negara berikut dengan kerjasama negara asing.
Pendapatan Riil Perkapita
Suatu negara juga bisa dikatakan sukses atau berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonominya jika bisa memastikan pendapatan perkapita dalam negerinya ikut naik dan berkembang secara sehat dan aktif.
Kesejahteraan Penduduk
Tolak ukur kesejahteraan penduduk adalah fasilitas sarana dan pra sarana yang menjadi hak dari masyarakat di negara tersebut. Kesejahteraan meliputi pemerataan terhadap infrastruktur yang memudahkan masyarakat dalam emnerima distribusi ekonomi baik berupa pangan, sandang, maupun papan.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024
Berbicara tentang ekonomi Indonesia saat ini memang sudah semakin membaik setiap tahunnya bahkan di tahun 2018 sudah mencapai lebih dari 5%. Pencapaian ini sudah diprediksi dari awal sehingga keuntungan yang bisa didapatkan bisa digunakan untuk menambahkan infrastruktur dalam negara.
Pertumbuhan ekonomi ini dipengaruhi oleh banyaknya investasi dan perdagangan. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi seperti ini membuat Indonesia sudah berada di atas ekonomi global. Kedepannya target utama untuk membangun pertumbuhan ekonomi adalah lebih dari 6% sehingga dibutuhkan strategi yang tepat untuk sisi ekonomi makro dan mikro.
Pertumbuhan penduduk, terciptanya lapangan pekerjaan, dan banyaknya investasi perdagangan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa diramalkan meningkat di setiap tahunnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia bukan hanya dipengaruhi oleh internal akan tetapi juga dipengaruhi oleh ekonomi global. Kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh negara lain juga turut menyumbangkan pengaruh pada pasar saham sehingga mempengaruhi tingkat ekonomi negara.
Contohnya baru-baru ini adalah perpindahan kursi presiden Amerika Serikat yang membuat kebijakan baru dengan menaikkan suku bunga dan menaikkan pajak menyebabkan adanya pergeseran langkah ekonomi yang harus diterapkan di negara lain termasuk di Indonesia.
Salah satu cara terbaik untuk membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dengan mentaati kewajiban membayar pajak.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 diprediksi akan mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari sisi global maupun domestik, yang menimbulkan ketidakpastian dan tantangan bagi perekonomian nasional.
Faktor Global
Salah satu faktor global yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah dinamika harga komoditas. Indonesia merupakan negara yang bergantung pada ekspor komoditas, seperti minyak, batubara, kelapa sawit, karet, dan nikel. Harga komoditas ini cenderung fluktuatif dan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran global, serta kondisi geopolitik dan iklim.
Pada tahun 2023, harga komoditas mengalami lonjakan yang signifikan, seiring dengan pemulihan ekonomi global dari dampak pandemi Covid-19. Namun, pada tahun 2024, harga komoditas diperkirakan akan melemah, sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan peningkatan produksi komoditas di beberapa negara.
Menurut laporan World Bank, pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 akan turun menjadi 3,8% dari 4,3% pada tahun 2023. Hal ini disebabkan oleh berbagai risiko, seperti penyebaran varian baru Covid-19, ketegangan perdagangan, ketidakstabilan politik, dan perubahan kebijakan moneter di negara-negara maju.
Dengan demikian, penurunan harga komoditas akan berdampak negatif bagi ekspor dan pendapatan Indonesia, serta menekan pertumbuhan ekonomi nasional.
Faktor Domestik
Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dipengaruhi oleh kinerja dua sektor utama, yaitu konsumsi dan investasi. Kedua sektor ini menyumbang sekitar 80% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Konsumsi swasta, yang merupakan komponen terbesar dari PDB, diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024. Hal ini didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat, seiring dengan penurunan angka kemiskinan, pengangguran, dan inflasi, serta peningkatan kesejahteraan sosial.
Namun, konsumsi swasta juga masih menghadapi tantangan, seperti rendahnya kepercayaan konsumen, keterbatasan mobilitas, dan ketimpangan pendapatan. Selain itu, konsumsi swasta juga tergantung pada keberhasilan penanganan pandemi Covid-19, termasuk program vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan.
Sementara itu, investasi, yang merupakan komponen kedua terbesar dari PDB, diperkirakan akan mengalami perlambatan pada tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh menurunnya minat investor, baik asing maupun domestik, untuk menanamkan modal di Indonesia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi antara lain adalah rendahnya iklim usaha, tingginya biaya logistik, lemahnya infrastruktur, serta hambatan perizinan dan regulasi. Selain itu, investasi juga dipengaruhi oleh ketidakpastian global, seperti perang dagang, perubahan kebijakan moneter, dan risiko geopolitik.
Oleh karena itu, pemerintah perlu meningkatkan upaya untuk meningkatkan iklim investasi, dengan melakukan reformasi struktural, mempercepat pembangunan infrastruktur, serta menyederhanakan peraturan dan birokrasi.
Harapan dan Realitas
Mengingat berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang rasional untuk tahun 2024. Pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%, sedangkan BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 4,7%-5,5%.
Target-target ini masih lebih tinggi dari proyeksi beberapa lembaga internasional, seperti World Bank yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,9%, dan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1%.
Untuk mencapai target-target tersebut, pemerintah dan BI perlu melakukan koordinasi yang baik dalam mengimplementasikan kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif, namun tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Selain itu, pemerintah dan BI juga perlu melakukan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti sektor swasta, masyarakat sipil, dan media, untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 dapat mencerminkan harapan dan realitas yang seimbang, serta memberikan manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.